Diujung hari ia menari dengan anggunnya. Membawakan sebuah
kisah penjelajah malam yang merindukan mentari. Ia menari dengan segenap jiwa
mencoba bersatu dengan semesta berharap kan memiliki bintang.
Wahai penjelajah malam, doaku berharap kau diterima sang
penguasa dan meleburmu kembali pada langit malam dan menjadi bagian dari
terangnya bintang-bintang diangkasa. Teruslah menari hingga gerakanmu menyentuh
liang terdalam sang penguasa malam.
Setitik harapan muncul tak kala memandang indahnya taburan
cahaya di kelamnya samudera angkasa. Menatap bintang paling terang yang saling
berlomba memancarkan sinarnya, berharap aku kan bergabung mengarungi atmosfir
dan meminjam sedikit sinarnya layaknya bulan meminjam sinar sang mentari.
Dalam selimut mimpi, jiwa-jiwa bersorak riang memanggil sang
malam. Menitipkan secercah rindu pada angin, dan menyanyikan kesedihan sunyinya
pada mereka pembawa duka berselimut harapan. Tanpa menoleh angin berlalu dengan
cepat membawa pesan keseluruh penjuru bumi. Membangkitkan kekeringan dan dahaga
tiada henti.
Hanya dapat menatap bintang dan tenggelam dalam kesunyian
dinginnya malam dengan terus merindukan hangatnya mentari.
Tak pernah terbayangkan oleh sang jiwa, betapa bulan
merindukan mentarinya dan berharap bersatu dengannya. Hanya dengan mentarilah
sang bulan mendapat keindahannya. Membuat jiwa-jiwa terpana dan terus menatap
langit malam disaat bulan memancarkan cahayanya didampingi bintang-bintang yang
berlomba-lomba merebut hati-hati gersang penghuni bumi.
Wahai pelukis malam,,, damaikan jiawaku gemgamlah raga
ringkih penuh dosa. Merajut damainya dipenghujung waktunya. Tiada sadar
tertunduk lesu di sudut malam sebuah cinta yang membenci hatinya dan betapa ia
merelakan siangnya tuk kedamaian malamnya.
Wahai pemberi mimpi, siramilah mereka yang membeku dan
terpaku pada kesunyian. Culiklah dan rebutlah rasanya, jadikan mereka penghuni
kotak hidupmu. Biarlah sang waktu menanti dalam liang berdebu di dasar semesta.
Abaikan gemuruh hujan yang meneriakkan kekecewaannya pada pelukis malam.
Pada ia yang tak pernah tersebut, diamkan rasamu, rengkuhlah
egomu, tataplah marahmu dan hujamkan kasihmu kejantung mereka. Biarlah ia hidup
mengaruhi takdirmu, menjalani hari-harimu dan merusakknya dengan kebahagian
semu penderita keji penciptan harapan.
Wahai pencipta yang tlah menciptakan rasa, susunlah scenario hebatmu
lagi. Panggung sandiwara terhebat dimuka bumi. Jadikan kami lakon-lakon
tergagah dan termegah yang kau ciptakan. Hanyutkan malam-malamnya, hilangkan
kelam dan sunyinya. Buatkan ia cerita indah tuk dijalaninya.
Bagai boneka tali menari-nari dalam kotaknya. Kuperankan dengan
sangat indah berharap penonton bersorak bertepuk dan mengganggapnya yang paling
hebat. Ukir dengan indah langitmu, taburilah dengan harapan dan cahaya.
Hanya penguasa malam yang mampu melakukannya. Hanya pelukis
malam yang akan mengerjakannya dan hanya peciptatan semu yang akan
menuliskannya.
Dalam harap ia berdoa, mengutuk setiap malamnya, berharap
penjaja malam singgah dan membawanya. Merangkulnya dalam jiwa nya dan
membaringkannya dalam keheningan tak terelakkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar