Harus kumulai dari mana atau harus kumulai dengan apa. Rindu...amat sangat rindu. Menangispun sudah tak bisa, hanya rindu dan sesal yang selalu menyiksa.
Aku iri dengan mereka, yang tumbuh dengan bahagia, merasa aman dan selalu terbuka.
Aku ingin bercerita, tapi entah dengan siapa. Mengisahkan keseharianku, keluh kesahku, terkadang rindu dimarahi karna pulang larut malam atau dihukum karna sembunyi sembunyi pergi dengan teman lelaki.
Papa... aku iri dengan mereka yang bisa bebas bercerita tentang diri mereka, tentang teman laki laki mereka, tentang sulitnya mencari teman yang tulus. Aku iri melihat mereka dengan asiknya bertukar pikiran dengan ayahnya, mengenai pekerjaan, kehidupan bahkan pertengkaran kecil dengan adik atau kakaknya.
Papa... Bisakah aku sekali saja sebelum mengakhiri semua ini merasakan yang mereka rasakan.
Aku sangat ingin merasakan memiliki ayah sekali lagi. Hanya sekali untuk terkahir kalinya.
Anehkah keinginanku ini pa?
Hanya rindu buta yang menyesakkan.
Teman yang selalu datang dan pergi begitu saja.
Aku rindu.
30/10/18
Ayah untuk yang Terkakhir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar