06/06/16

Dipenghujung Waktu

Disedikit sisa waktunya, ratap pilu itu terdengar hingga pelosok kota. Membuat gelisah yang mendengarnya, melapangkan semua rasa hingga kembali pada ketiadaan.
Dalam sudut jiwanya, terbersit secercah harap. Harap yang tak kunjung terucap, berharap sang takdir melewati dan mengabaikannya.
Wahai sang waktu, lengkapi aku dengan kisahmu. Hadirilah panggung kehidupan yang penuh sorak sorai pemilik raga.
Duhai kau pemilik hati, nyanyikan syair indahmu untukku. Belai luka yang tak kunjung sembuh dan kecuplah sunyi mimpiku.
Padamu yang selalu hadir dalam malamku, katakan pada penguasa mimpi, lambatkanlah waktu untukku. Hingga dapat kukenang lebih lama kisah tak berdasar yang tlah terlupa.
Engkau yang merajai rasa. Titahkan perintah tegasmu, pancunglah rindu yang membelenggu. Singkirkan beban yang menghambat dan perintahkan tentaramu menanam kebun cinta di gurunku.
Bagimu pemilik jiwa, ambillah kembali yang tlah kau miliki. Rebut rampasan perangmu dan simpan harta berhargamu. Hempaskan mereka yang menyentak langkahmu, perangi gundah jiwaku.
Hanya disudut waktu ku bersimpuh, berdoa dalam diam, berharap dalam sunyi dan menangis di tengah badai. Menanti hingga alam menyeleksi isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar