02/12/13

untitled

Kemandirian, kedewasaan, kekuasaan, kebijaksanaan, kerahasian dan kenyamanan. banyak kata yang digunakan untuk mencerminkan jati diri, mematenkan tingkat usia dimata masyarakat. menjadikan diri sebagai panutan bahkan perhatian khalayak luas. menenggelamkan nurani dan mengunci pribadi asli.
Demi diterima oleh makhluk bumi, demi dihargai oleh rekan seangkatan, agar dipandang dan dihormati oleh berbagai level hidup. mengukir pribadi baru dan menonjolkan hasil karya manusia diatas kepribadian.
Mereka anak alam yang lahir dalam kemanusian dan hidup dalam moral, tak jarang menjadi alas kaki penguasa diktator hidup. memaksa membangun pasukan dalam hukum yang berlaku di dunianya.

Stuck Again

Stuck lagiiiii....
Ga tau harus kemana gw bawa hidup gw, terjaga semalaman merindukan seseorang yang ga akan pernah ada lagi. Maaf.....
Entah maaf untuk apa, tapi hanya maaf yg ada diotak gw saat ini, entah minta maaf kesiapa atau memaafkan siapa.
Lagi-lagi gw nyerah sama hidup gw. Masa depan tetap gelap buat gw. Tetap ga berarti.
Please help....
Memohon seperti apa lagi, entah pertolongan macam apa yang gw inginkan, ruang kosong dihidup gw makin menganga lebar. Apa kematian dapat menutupinya, belum tentu.
Kadang gw sampai skeptis, tuhan dimana, pertanyaan tolol yg kadang gw ajukan. Hina bgt gw jd manuasia, bertanya dimana tuhan.
Waaaaaaaaaaaaaaa ga tau lagi.

09/11/13

Sebuah Arti

Sadarkah engkau... Saat sahabatmu...
Menepuk hangat pundakmu, saat itu ia mengatakan "aku baik-baik saja" .
Meremas pelan lenganmu, saat itu ia mengatakan "aku masih diaini untukmu".
Menyentuh lembut pipimu, saat itu ia mengatakan "aku mengkhawatirkanmu dirimu"
Memandangmu dari kejauhan, saat itu ia mengatakan "aku akan selalu memperhatikanmu".
Merangkul hangat dirimu, saat itu ia mengatakan "aku akan selalu menjagamu".
Menggenggam tanganmu, saat itu ia mengatakan "aku diaini saat kau butuh".
Melepas genggaman tanganmu, saat itu ia mengatakan "raihlah kebahagian dan aku akan berbahagia untukmu".

For my best...

25/10/13

Dongengku .... IT'S ME

Berawal dari sebuah "kata" tertuang sebuang "kalimat" membentuk sebuah "cerita".
inilah kata-kataku, kalimatku dan ceritaku.
Bagimu, kamu bukan siapa-siapa didunia ini namun bagi seseorang kamu adalah dunianya.
Sebuah bagian dari rangkaian kata tak bertuan, mengalir indah keluar tampa makna, melambungkan angan setinggi angkasa hingga lepas jatuh ketanah menghantam dunia hingga masuk keliang gelap tak berdasar.
Pada dasarnya, setiap manusia merindukan pujian dan kehangatan, ingin dicintai dan dibenci. Kerangka tak bernyawa terbaring lemah menunggu cinta datang menghangatkannya dari dinginnya tanah dan gelapnya dunia bawah.
Apa itu cinta?
Apa itu benci?
Seperti apa itu cemburu?
Seperti apa itu kepercayaan?
Kurangkai semua dalam sebuah dongeng berjudul PERSAHABATAN, mencari dan menciptakan tokoh didalamnya, menipu diri sendiri dan ikut terlibat sebagai pemeran utama. Kutulis dengan tinta kepercayaan, kurangkai menjadi kalimat kehangatan, disampul dengan kasih dan sayang untuk diterbitkan pada kenyataan dan dibaca dengan nama IMPIAN. 
Terlihat indah dari luar, menarik untuk dibaca dan terjebak didalamnya hingga tidak dapat menemukan jati diri. Menunggu korban tuk menjalin cerita membuat dongeng hidup tuk menipu diri dari kenyataan dunia.
Tarik aku keluar dari dongengku, rubah ceritaku, ganti kalimatku dan beri aku sebuah kata. Ku ingin lepaskan semua hingga akhir jalanku terlihat, menanti sang jawab diujung sana, meratap pilu memandang kebelakang, perih teriris meninggalkan jejak sang waktu mengubur kenangan bersama masa.
Letih ku menunggu, lelah ku berharap, kembali menapaki cerita yang sama, diam dan kembali hanyut dengan buku yang sama.
welcome to the past... selamat datang masa lalu, ku kembali menapaki egoku.
Ini Hidupku, Ini Duniaku, Ini aturanku dan Inilan AKU.

Kacamata HidupKu

Malam berkuasan saat ini, menemani setiap jiwa sepi yang meratap pilu dibawah dinginnya hati sang pendusta. Wahai penguasa hidup, temani aku melalui malam, kirimlah penjagamu dan jagalah aku melalui gelapnya malam. Hingga mentari kembali dan merebut semua kesunyian tuk kembali pada kenyataan.
Siang yang tak berteman dan pagi yang tak diundang, mencoba bersaing dengan bulan tuk mendapat tempat disinggasana kehidupan. Menyaksikan perang kenyataan mengalahkan impian, tertunduk terpaku melawan dunia.
Gerakku tertahan takkala melihat sang siang dengan gagahnya menjulang diatas kepala, bagai menghantam jiwa menuju kegelapan tuk menebus malam yang akan kembali. Gerak mata liar mencari arah tuk kembali pada yang hakiki. Mencari finish dari sebuah cerita yang bernama hidup.
Dongengku, hidupku dan semua aturanku. Sudut pandang dunia pada hidup, seperti pengarang memandang karyanya. Ringan, tenang, tampa bobot. Duniaku seputar kacamataku, akankah aku melalui hidup hidup singkat ini dan menulis dongengku sendiri atau menolak dan berkata "tidak, terima kasih !", dan tokoh apalagi yang harus dieperankan untuk menyudahi semuanya?
Hanya malam yang mampu menjawabnya, saat bulan dan bintang menang menyingkirkan siang tuk beberapa saat. Dalam mimpi kurangkai dongengku, duniaku dan menciptakan tokoh yang kuinginkan. Dalam nyata kucoba merangkai cerita yang kumau dan kuterjebak dalam permainan ku sendiri.
Hidupku, duniaku, ceritaku, jalanku dan kuterjebak kembali didalamnya.
Tidak pernah kudapatkan ending untuk semua ini.

13/10/13

AKU

satu kata, satu hati, satu jiwa, satu cinta, satu makna, satu dunia....
kembali terjerat dalam cerita yang sama, menanti sebuah arti demi yang abadi. permohonan hakiki dalam hati yang tak pernah kupungkiri kini muncul dari diri. keinginan melangkah melalui jalur tuk terus maju neninggalkan bayangan termenung ditanah.
penguasa hidup, inikah jalanku, inikah  garisku, inikah takdirku. jangan biarkan waktu dan kenangan menguasai harga diri yang tergadai demi kasih dan sayang yang tlah hilang tertinggal zaman.
satu kata tak berarti tersimpan di hati
mungkin diam dapat mengerti semua, mungkin diam dapat menjelaskan semua, mungkin diam dapat menyelesaikan semua, mungkin diam dapat lebih berarti.
luluh dan tertunduk dalam pilu. tersimpuh dengan senyum simpul penuh makna. terasing dalam keramaian.
aku ingin sepi, tapi bukan sunyi seperti ini
aku ingin diam, tapi bukan hening seperti ini
aku ingin sendiri, tapi bukan hampa seperti ini
aku ingin terpaku, tapi bukan membatu seperti ini
aku adalah dia, pemilik kata berarti yang tiada arti.

28/09/13

Haluanku

mencoba merubah haluan, sedikit keluar dari jalur dan merubah diri. akankah menjadi lebih baik atau semakin terpuruk.
mencoba menapaki jalan baru disaat kenyamanan muncul dan membasuh debu dengan kesejukan.
melangkah bersama awan, mencari tempat berteduh memantapkan hati menapaki hidup.
gurun rimba gelap mungkin mengerikan, namun padang pasir luas dan terbuka tak lebih mematikan.
nasib, takdir dan hidup.
kita yang menentukan nasib kita sendiri walau tak jarang kita yang menentukan nasib orang lain ataupun sebaliknya.
hidup bagai pasir hisap, semakin banyak menantang nasib semakin dalam terjerumus

27/09/13

Tanpa Judul

bagaimana jika jantung ini tidak berdetak lg, nafas ini tidak ada lagi, darah ini tidak mengalir lagi dan hati ini tidak mencinta lagi. apa yang harus kukatakan pada dirimu, dia dan mereka serta dunia. apa yang harus kujelaskan tentang rasa cinta yang membara ini, apa yang dapat kulakukan untuk kasih yg terbuang ini.
dalam jiwa aku terlena, dengan detak jantung aku berkelana, seiring aliran darah kumencintai.
namaku dia, anak manusia dari sisi tergelap kemanusian. namaku dia, dari dunia ketiga tak kasat mata. namaku dia, dalam jiwa aku merana. namaku dia, dengan malam aku bercerita. namaku dia, bersama sunyi aku menepi. namaku dia, melalui dunia ku mengenal dirimu. namaku dia, karna aku dia terlupa. namaku dia, dan selalu menjadi orang ketiga.
wahai hujan, samarkan airmataku. wahai petir, sembunyikan jerit tangisku. wahai malam, peluklah aku dalam kehampaan. wahai kematian, jemputlah aku dalam kedamaian

12/09/13

Rindu Mati


Benci suasana ini, entah kenapa hanya membuat sedih dan merasa bersalah.
Bukannya tidak ingin mendengar Semua tentang kisahmu, perjalananmu dan kehidupanmu. Tapi semua itu hanya membuat hatiku perih dan sedih.
Aku tidak ada saat itu, aku tidak disampingmu pada detik itu, aku meninggalkanmu dalam kekesalan tanpa memandang wajahmu dan memelukmu tuk terakhir kalinya.
Papa....
Maafkan aku, hanya itu yang selalu kuucapkan. Aku sangat ingin mendengar semua kisah tentangmu, namun aku cemburu, semakin kudengar banyak hal semakin aku cemburu. Karna aku mulai lupa wajahmu, suaramu, aroma tubuhmu, cara bercandamu, aku lupa hangat dekapmu. Dan aku cemburu karna mereka lebih mengenalmu. 
Sudah 16 tahun berlalu, masih terus kudengar mama bercerita tentangmu dan aku tidak mengenalmu sebaik itu. Aku sakit melihat dan mendengar mama bercerita tentangmu. Kerinduan dan kesedihan dimatanya.
Papa....
Maukah papa hadir dalam mimpiku dan membawa suasana yang dulu.
Selama ini papa selalu sedih didalam mimpiku, selalu suram dan tidak pernah dapat kujangkau.
Dia kangen papa....
Ajari dia mobil lg pa, beli mainan banyak dan pergi mancing....
Dia menantikan hari itu datang lg.

11/09/13

Sore Menjemukan

Sore yang menyebalkan, lalu lintas ramai memusingkan, pedagang riuh penuh pikuk menyebalkan.
Ingin lari dari kenyataan, ingin belajar untuk tidak setia. Dan ingin tenggelam pada impian, selamat datang kawan, lihat dan rasakan hidupku.
Setia pada persahabatan, setia pada kehidupan, aku cuma memiliki kesetiaan.
Mati... Masih terus terlintas di otak.
Entah kemana akan mengarah semua hidup ini, entah kemana angin akan membawa masalahku ini. Entah dimana dermaga yang akan menerima kapalku berlabuh. Dan entah siapa pula yang akan menyertainya.
Sahabat dan keluarga, hanya itu alasanku ada disini. Entah apa yang akan terjadi jika hilang satu. Asalkan mereka bahagia, itu lebih dr cukup untukku.

07/09/13

sejuta rasa

malam....
setelah lelah dengan smua kejenuhan dan kesunyian ini
dan...
setelah sekian lama tidak menulis lagi dan setelah sekian sekian sekian....
menunggu pagi sambil memandang huruf yang menari sesuka hati membuat berbagai cerita.
terpikir untuk "bangkit" dan memulai lagi dari awal. hanya sampai "dipikirkan".
gw masih "mengutuk" masa lalu gw
tapi setidaknya, gw lega melihat keluarga gw bahagia
masih bisa melihat tawa dan cengiran adek gw
masih bisa mendengar dan melihat nyokap ketawa-ketawa sambil lari
setidaknya mereka sehat dan bahagia
walau gw sadar, mereka punya lubang besar menganga yang siap menelan sejuta kesedihan dan kesakitan.
hanya bisa mencoba memberi apa yang mereka butuhkan.
tidak pernah bisa mengungkapkan lewat kata maupun sikap.
ingin sekali berkumpul berempat malam ini dan untuk pertama kalinya gw berani menyebut nama mereka
gw ingin dan rindu berkumpul... papa 'bambang sugiarto' mama 'rusnawati nazar' gw 'adiati purbasari' dan adek 'ratih yuliansari'
pa... maafin dia pa...

06/09/13

Belajar tuk memulai

Takut....
selalu takut terhadap semua hal, benda mati maupun benda hidup
Ga pernah mau ngalah, ga pernah mau mencoba
selalu terjebak dalam convert zone dan ga berani tuk memulai...
itulah gw, manusia kerdil yang selalu ketakutan sama semua hal. Seonggok daging berjalan diberi sejumput hati dan sebongkah otak.
Itulah gw, manusia kerdil yang ga pernah mau terbuka dan ga jujur sama diri sendiri dan perasaan sendiri.
Malam ini sunyi banget, dan merindukan kehadiran seseorang, serta dekapan hangat sesosok manusia.
kangen keluarga....
Kangen papa, mama dan adik kecil yang sudah besar dan jauh disana.
Mereka dekat tapi tidak terasa dekat, sulit tuk bilang sayang apalagi bilang kangen. Ingin berkumpul tapi takut dan risih.
Ingin belajar terbuka dan mencoba tuj menerima.

19/08/13

Jenuh

aku telah menyerah kepada kehidupan, kenapa kehidupan tidak pernah menyerah padaku.
seperti malam yang menghilang saat mentari muncul dan sang siang menuntut balas atas bulan.
kenapa kesempatan terua hadir didepanku, kenapa pilihan selalu ada dalam hidupku. aku ingin menutup buku, aku ingin berhenti, aku inginkan finish, aku JENUH.
deru malam merintih dibalik seringai sang maut, sang anak menarik selimut menutupi dirinya dari cengkraman dingin malam. maut mengikuti tarian angin dalam kebisuan, mencari pendosa gila yang cinta pada terang berlubang.
detik dan detak, waktu memacu jantung, nafas berhutang pada jiwa dan roh lalu lalang dihapan sang hidup. aku akan mendapatkanmu, aku akan menundukkan mu. aku menjerik, tubuh terhentak, nafas memburu roh pergi menjauh. sang bosan menang dan jenuh berpesta padanya.

02/08/13

Terima Kasih Papa

hancur sudah....
tak kudengar suaramu, tak kudengar lagi keluhmu, tak kulihat lagi wajah sendumu, tak kurasa lagi belai lembutmu, tak kurasa lagi peluk hangatmu.
perjalananmu berakhir sudah, cita-citamu musnah sudah, harapanmu sirna sudah
butir demi butir mengalir deras merendam luka tak berdasar.
alasanku.... keinginanku.... kekuatanku.... tempatku kembali dikala lelah pergi tuk menghadap ilahi.
getir suaraku menahan perih, gemetar badanku menahan beban, buram pandanganku menahan derai air mata, jatuh terdiam dihadapanmu.
maafkan aku....
maaf karna belum dapat memenuhi semua harapanmu, maaf karna tak selalu ada disampingmu, maaf karna tak dapat selalu membuatmu tersenyum.
terima kasih...
terima kasih telah memberi ku hidup, terima kasih telah memberiku makna hidup, terima kasih telah mengajari aku kehidupan.
terima kasih papa..
doa dan sayangku mengiringi kepergianmu.

12/05/13

HELP.....

malam.....
dari sebuah tempat entah dimana, ditemani penghangat yang dihisap dan diminum, mencoba lari dari keramaian dunia dan tenggelam dengan malam. mencoba keras pada kehidupan dan diri sendiri berharap diterima malam.
entah surat wasiat entah curahan kesal, namum malam ini sangatlah dingin, walau sekelilingku berkeringat. dan aku berkeringat darah menahan kecewa.
luka indah yang teurai kembali menganga, haruskah menuntut pendosa itu, atau menghilang dari keribaan dunia. sesungguhnya aku ingin mengakhiri semua ini, aku muak aku suntuk dan aku benci keadaan dunia yang terjadi padaku.
aku ingin mati, aku ingin bunuh diri karna aku mencintai yang tidak seharusnya kucintai. aku ingin mengakhiri semuanya.
adakah yang dapat  menolong diriku ?
sebelum mata ini tertutup dan sebelum jiwa ini berkelana.
tolong aku.....

10/05/13

Tanpa Nama

beri aku sedikit waktu, beri sedikit petunjuk, beri kesempatan maka akan kubuka kuncinya. rumah tak bertuan, tersembul dalam keremangan disudut dunia dalam keceriaan tampa nama. rumah kokoh penuh misteri namun sangat menarik dan terkunci.
lorong yang dahulu penuh hiruk pikuk penghuni dunia, kini terasa hampa dan sunyi. terkunci oleh emosi yang dihantam ombak kebahagian. jerit pilu penuh penyesalan terkadang hadir dan memekakkan telinga, membuat menangis semua yang mendengarnya.
lampu yang dulu menerangi setiap pojok rumah itu redup, bagai jiwa yang tertelah bumi. dobrakan demi dobrakan lembut pernah membuai dan mencoba membenahinya.
menjadikan tempat berteduh dan mencoba mendiaminya, seperti tetesan air disebuah gurun. kehadiran si tampa nama dengan sejuta kunci memaksa masuk dan tinggal disana.
walau gelap, suram, sunyi dan penuh penderitaan, si tampa nama tetap berada didalamnya dan menjaga kesunyian itu.

04/05/13

Salam Yang Tak Pernah Sampai

Telat, memang terlambat tuk mengakuinya. setelah semua sakit yang kuberi setelah semua bahagia yang kita lalui. tak sadar tuk berpinjak karna terlambung terlalu tinggi dalam kebahagia. terasa sangat sakit saat terhempas, dan lebih menyakitkan jika engkau tidak ada.
Tampa kusadari, duniaku penuh dengan namamu, bawah sadarku meneriakkan setiap gerak gerikmu, mengukir makin dalam dan melukis makin indah semua tentangmu. duniaku, bawah sadarku adalah dirimu.
kurapuh tampamu, kuhilang sendiri memaki dan mencari, seonggok kenangan akan dirimu.
lepaskan....hempaskan...patahkan semua anganku....
jerat diriku dalam kenyataan, benamkan aku dalam kehidupan, bersihkan pikiranku pada dunia, agar aku dapat hidup tampa mengingat dan mencari dirimu dibawah sadarku.
penguasa kehidupan, pemilik kematian sadarkan aku pada hidupku, letakkan aku ditengah kesibukan dunia dan buatlah aku terpejam dalam kedamaian duniaMu.

Dalam Dunia

Aku adalah lelah malam pada siang, kecewa mentari pada rembulan. dalam kepekatana malam jeritan jiwa tak bertuan membahana  memecah kesunyian malam. wahai kalian anak siang yang berbahagia pada cerahnya mentari, haruskah kubungkam siang tuk mengerti jeritku.
Aku adalah jiwa-jiwa kesepian, dan kesepian adalah bayangan hati jahat dan bayangan hati adalah cerminan sanubari. terlahir dibawah atap kemiskinan berselimutkan kelaparan dan beralaskan penderitaan.
Jika boleh jiwa renta ini memaki, dengarkanlah makiannya.
wahai penguasa malam, pemilik jiwa kesepian, kebenaran tak terbantahkan dan keagungan cinta. jawab sejuta tanya siang pada malam, beri penjelasan keraguan rembulan pada mentari, tenangkan malam misteri dan satukan dengan kesejukan senja. dalam ratap malam tanpa hati, jerit cinta dipenghujung mati menunduk penuh harap dan memohon demi keceriaan membahana disepanjang pemimpi. derik suara kehidupan memanggil manusia tuk diam dan melihat pada tanah tempat berpijak. dimana keangkuhan terbelenggu oleh saksi saksi bisu penebus dosa dalam doa. rintihan jiwa bersalah memohon ampun kepada yang terkhianat.  tangisan kebohongan memekakkan telinga merintih penuh pilu memohon kebenaran melambaikan tangan.
engkau manusia penguasa bumi, jadikan jiwa pendendam penghuni dunia bawah yang penuh kemunafikan.
lepaskan dendam dan tuailah benih kemakmuran.

20/04/13

Malam

Riuh malam dalam renunganku terasa kelam. jauh didalam malam tersembunyi sebuah impian tuk bersatu dengan siang. ditengah pekatnya purnama tersimpan sesuatu yabg berharga bernama rindu. tersembunyi dari tatapan dunia terkubur dalam mimpi kehampaan tersebut satu nama. dia yang tak tersentuh.
Wahai pengendara angin, anak malam penantang gelap, jiwa kesepian penguasa kehampaan. hempaskan rasa dirimu pada dunia, lahirkan kesenangan petang pada siang, ceritakan pada pemilik hati harta yang terkubur disanubarimu.
Aku penjelajah malam, menantang siang tuk mengungkap rahasia pada senja. dan kalian anak siang yang menuntut ketenangan dari hening malam, mari mencari mengadu dan liluh lantakkan semua rasa. satukan mereka, bebaskan jiwa terpendam, lepaskan dendam.

14/04/13

Sebuah nama sebuah cerita sebuah peristiwa

sebuah nama sebuah cerita sebuah peristiwa. entah berawal dari masa lalu yang mana, semua berjalan begitu saja mengalir perlahan meninggalkan bekas mendalam, membuat bom waktu yang siap meledak kapan saja. hanya berbekal kekecewaan dan kesendirian, aku membawa bom waktu dalam setiap langkah hidupku dan menempatkannya disisi hatiku.
tik...tok...tik...tok...
detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari bulan dqn beranjak bertahun-tahun. hitungan mundur terus berjalan menunggu waktu yang tepat untuk meledak atau menynggu pemicu yang tepat tuk meledak.
bukan sebuah kesalahan mengenalmu dan bukan pula penyesalan yang harus kurasa. tampa sadar kau membawa hulu ledak untuk bom waktuku, tak bermaksud memicu perperangan bom waktu dalam hatiku meledak oleh pemicumu.
tak bermaksud melukai, namun menghancurkan hingga berkeping-keping, meninggalkan bekas yang tak kan pernah hilang.
tampa ada upaya menutup luka atau sekedar penghibur luka. mungkin tak kuasa menahan duka, pergi dan meninggalkan lubang menganga. karna luka entah kapan, karna hitungan mundur terus berjalan, tak seharusnya ku menuntum ganti rugi.
hancur, kosong, gelap dan hampa,,,, inikah ruang hatimu yang kutuntut. pada tempatnyakah aku menyalahkan atas semuanya, pantaskah aku meminta tuk kembali. sudikah menerima tuk memulai lagi.
dalam diam ku berdoa, dalam ratap ku memohon. namun didepanmu kuterpaku, diam tak bergerak menahan kekosongan yang bertuan, luka, duka, suka dan derita menjerit tampa malu keluar bersama amarah dan kerinduan. inikah kehampaan itu?


21/02/13

Rasa

Perlahan sangat pelan, waktu terus beringsut maju lambat namun pasti, meninggalkan jejak-jejak kenangan dibelakangnya. Rasa sakit, lelah, bahagia semuanya bergerak pelan mengikuti sang waktu. Rasa disini hanya sanggup mengamati jejak-jejak kenangan sang waktu, hanya meratapi kekeliruan yang tlah tertinggal.
Maafkan aku, penyesalan sang jejak pada waktu dan kenangan. Karna jejak hanya dapat mengukir tanpa menghapus kenangan. Aku rindu, ratap sang jejak pada kenangan yang terus meninggalkannya. Bawalah aku, rintih jejak pada waktu yang terus beringsut menjauh.
Makian, hanya makian yang terdengar dibelakang. Jejak-jejak itu terus memaki dan memaki, merutuk dan mengeluhkan ukiran kenangan. Jauh didalamnya, jejak merindukan kenangan dan waktu. Merindukan saling mengukir dan membuat berbagai tanda disepanjang perjalanan.
Kenapa jejak tak pernah mengakui rasa sebenarnya untuk kembali pada waktu dan kenangan. Dan membiarkan tangan takdir yang menentukannya.

03/02/13

The Power Of Hatred

aku adalah kata arif pembuat kebijaksanaan, penengah pertikaian. aku lahir dalam rindu malam pada siang, ditengah perang pulan dan bintang. aku adalah anak kekejian pada kedengkian, anak penderitaan pada pengkhianatan.
hei kalian yang lahir dari rahim penjaja cinta suci, berbalutkan kasih sayang berlengan kekar nan melindungi. hei kalian yang hidup beralaskan cinta dan kepercayaan, beratapkan kehangantan dan perlindungan.
lihatlah aku, terbuai dalam darah pengkhianatan, berselimutkan kewaspadaan. aku yang dikelilingi muntahan kedengkian dunia pada alam yang terus melawan.
damailah kalian diatas kasur-kasur lembut penuh kenyamanan. tenanglah kalian dalam cinta penuh kemunafikan. jangan lihat duniaku, jangan jamah kehidupanku, jangan nodai kesunyianku, jangan telanjangi aku dengan cinta.
hei kalian anak kebajikan dalam percintaan. berikan makian terhebatmu dan cacilah aku. hei kalian anak kepercayaan pada keburukan. tunjukan kebencian terhebatmu dan kucilkan aku.
dua dunia penuh huru hara, saling meneriakkan makian dan cinta. disanalah kita lahir, tumbuh dan hidup dan beranak pinak.
pejamkan matamu, dinginkan jiwamu, bekukan hatimu dan rasakan duniaku.

02/02/13

aku...hilang

Aku kehilangan yang paling berharga dalam hidupku. Aku kehilangan diriku, entah diriku yang mana. Aku tidak mempunyai jiwa, tidak pula mempunyai hati. Bagaimanakah aku hidup ?
Dengan cinta, kepercayaan dan harapan, itulah penyokong yang terus membuatku hidup. Dimanakah akau hidup ?
Aku hidup dalam terangnya kebahagian dan damainya ketenangan. Pelipur rindu adalah aku, pengobat luka adalah aku, nyanyian cinta adalah aku, nada-nada bahagia adalah aku, benang kehidupan adalah aku.
Namun, kenapa aku kehilangan diriku ?
 nyatakah aku ?

23/01/13

Penantian...

Ku Tau jalinan itu belum putus, ku tau ikatan itu belum lepas, ku tau rasa itu belum hilang, ku tau kamu masih menanti. Jauh,,,, memang terasa jauh... egooo... semua terkalahkan oleh ego, terhapuskan oleh harga diri, terbenamkan oleh emosi. Saling mengetahui, saling menjaga harga diri, saling membenamkan rasa diatas segala emosi dan ego diri.
Dalam perjalanan hidupmu, terlintaskah mengetuk dan sekedar singgah tuh menyatakan kehadiran dalam rumah penuh duka itu? terlintaskah mencari empunya tanah tuk menyatakan duka apa yang menyelimuti peneduhmu ini?
Tempat itu masih terkunci, rapat dan tak akan terbuka untuk kesekian kalinya. Pagar berkarat, sumur yang kering hingga atap yang hampir roboh, sama sekali tidak dapat menguak rahasia apakah yang tersembunyi didalamnya.
Bau bangkai tercium dari luar, aura kematian terasa hingga luar jangkauan. Seperti apakah gerangan penghuni tempat menjijikan ini. Kenalkah engkau dengan empunya lubang hitam itu? Tau kah engkau rupa apa yang terlukis diwajahnya?
Cari kuncinya dan bongkarlah pintunya, keluarkan bangkainya dan terangi kesuraman auranya. Rawatlah tamannya, bersihkan perkarangannya, kuatkan pagarnya, nyalakan lampunya, hiasi rumahnya, terangi setiap ruangannya, penuhi kamar-kamarnya dengan ribuan cerita, beri lukisan pada setipa dindingnya, tutup dan kunci pintu sepantasnya, peliharalah penghuninya dan penuhi dengan cinta hidupnya. Penat ia menanti.

Cinta & Jiwa

Kemarin aku sendirian didunia ini. Kemarin aku menangis didunia ini. Kemarin aku kesepian didunia ini. Kemarin aku tertahan didunia ini. Kemarin aku terabaikan didunia ini. Kemarin aku tak terlihat didunia ini.
Kupatahkan hatiku, kuhancurkan tulang-tulangku, hingga cinta memanggilku dari balik tanah nan gelap dan dingin. Tak kurangkai hatiku, tak jadikan ia tempat berlabuh, tak kuingat dalam-dalam. Kubiarkan hingga maut menyatukanku dengan cinta.
Biarkan berserakan.... biarkan saja.... biar hancur termakan waktu..... hingga cinta datang membangkitkannya.... hingga cinta menyadarkannya.... hingga cinta mengawininya....
Lepaskan dalam-dalam.... jiwa pelarian dalam kehampaan. Relakan kawan... relakan jiwa menyatu dengan keabadian, relakan jiwa berkelana dalam dunia tampa batas.
Hiraukan cinta, biarlah luka membalut tanah menyelimuti tulang-tulangmu dengan kepalsuan. Dambakan gelap dan dingin hingga cinta menyatu dengan jiwa dalam pelarian. Tinggalkan lorong kehidupan, sambutlah keabadian dalam kehampaan. Tebuslah dosa dalam kehidupan. Nantilah cinta dalam penderitaan.

Tinta & Pena

Abstrak adalah kata, mewakili berjuta rasa dalam dada. Kata merupakan jeritan jiwa yang tertumpah melalui pena penuh darah bernama tinta. Pena menari lincah, meliuk-liuk bak balerina di atas kertas, melalui sepasang tangan gempalnya untaian kata cinta dan harapan mengalir indah. Huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat dan berjuta cerita tercipta oleh keajaiban pemikirannya. Lihat dan selami tarikan penanya, menggetarkan hati membuat air mata jatuh tumpah seiring debaran hati.
Jangan takut, karna tinta penanya tak akan pernah habis. Jangan muram, ceritanya tak akan pernah berhenti mengalir. Jangan lengah, setiap katanya mengisyaratkan perasaan terdalam. Lihat dan selamilah, baca dan rasakanlah.
Abstrak, kata, cerita dan berita. Membisu dalam kesatuan tinta dan pena, dalam kesaksian pena membisu membuat nyata dalam tinta. Sebuat ide gila menjadi nyata dalam keabstrakan, membuat fakta dalam berita, menjadi gaya dalam maya, membungkap dunia dalam tinta.
Abstrak, hasil perkawinan tinta dan pena. Melahirkan kekeliruan indah membalut luka bernanah penuh aroma cinta. Menjaga duka dalam nista, mencinta jagad pencari kata.

22/01/13

Perahu Hidupku

Aku meninggalkan kota yang hiruk pikuk untuk duduk dalam bayangan pohon terpencil jiwaku, ditengah ladang jauh dalam kehidupanku. Diamlah hatiku, hingga fajar datang menerangi gelap liang nuraniku, diamlah dan hadirilah ceritaku. Tipuan seorang sahabat pada sahabatnya, jeritan hati pada nuraninya. Kemarin benakku adalah pelabuhan kapal layarku. Ditengah ombak kepalsuan dan badai kemunafikan. Angin membawanya padaku dari daratan merah penguasa hati, mengaruhi masa lalu penuh debu dan kehampaan.
Dan, perahuku kosong kecuali oleh harapan dan kepercayaannya. Diwajah lautan aku berkata pada diriku sendiri "aku akan kembali pada tanah kelahiranku sendiri dan menuai bahagia tuk memenuhi perahuku."
Aku memenuhi perahuku dengan seluruh kebutuhannya. Disaat tugasku hampir selesai, ia mencabuti papan perahuku satu demi satu. Aku terombang ambing dalam kegetiran hidupku. Kumasuki dermaga dengan perahu setengah tenggelam dan kepercayaan serta harapan padanya yang terbawa ombak.
Aku ditipu lagi oleh mereka pendayung hidupku. Terdampar dalam kenistapaan dan kepasrahan.

15/01/13

Satu Kata

Aku menyayangimu......
Satu kata tak berarti tersimpan indah dihati. Membuat lupa diri sekedar empati atau harga diri, tidak berati namun terpatri indah dihati. Sepele, namun menghangatkan jiwa yang membeku, menemani sisi sepi penyendiri, penyemangat hati yang tlah mati.
Aku menyayangimu......
Terdengar dalam setiap kalimat, terucap dalam setiap gambaran, tertulis dalam seluruh cinta. Hangat namun menyakitkan, indah namun membelenggu. Bagai pelangi setelah badai, seperti musim gugur setelah musim dingin. 
Aku menyayangimu......
Sebuah mantra indah penyejuk jiwa, melayangkan hati hingga ke negeri impian. Namun petaka yang hadir jika si empunya 'sayang' dikhianati.

07/01/13

Kenanganku.. Papa...

Raut wajah itu mulai memudar di dalam ingatanku, senyuman itu mulai menghilang dari fikiranku, kenangan akan dirinya mengalir perlahan keluar dari hidupkku.
Akankah aku benar-benar melupakannya?
Apakah kenanganpun tak dapat menjadi abadi di hati?
Andaikata, kenangan dapat diurai melalui video dan audio....
Sakit,,sedih,,bersalah,,rindu,,,
Setiap mendengar cerita tentangnya, setiap melihat gambar dirinya, setiap mendengar namanya disebut. Bersalahkan aku setelah mengambil semua keputusan ini.
5 hari, waktu yang dibutuhkan untuk mencari sepasang baju anak kesayangan nya yang hilang. 40 hari, menahan rindu berjumpa dengan permata yang mengilang.
Hanya sesaat, hanya beberapa hari tuk berlibur, tahan rindu tuk sesaat saja. Namun takdir berkata lain, rindu ini harus kutahan selamanya. Perpisahan tampa kenangan, perpisahan tampa salam, perpisahan tampa pelukan, perpisahan tampa mengingat dirinya.
Bagaimana wajahnyanya, tampankah ia?
Bagaimana suaranya, berat atau serak kah?
Bagaimana tatapannya, lembut dan dalam kah?
Bagaimana pelukannya, hangatkah?
Seandainya ia ada, seperti apakah hari-hariku bersamanya? Seandainya ia ada, seperti apakah kami saat ini? Seandainya ia ada, bangga kah ia padaku?
Papa..... aku rindu tuk menatap wajahmu, mendengar suaramu dan mencium aroma badanmu saat terlelap dipangkuanmu.