Malam berkuasan saat ini, menemani setiap jiwa sepi yang meratap pilu dibawah dinginnya hati sang pendusta. Wahai penguasa hidup, temani aku melalui malam, kirimlah penjagamu dan jagalah aku melalui gelapnya malam. Hingga mentari kembali dan merebut semua kesunyian tuk kembali pada kenyataan.
Siang yang tak berteman dan pagi yang tak diundang, mencoba bersaing dengan bulan tuk mendapat tempat disinggasana kehidupan. Menyaksikan perang kenyataan mengalahkan impian, tertunduk terpaku melawan dunia.
Gerakku tertahan takkala melihat sang siang dengan gagahnya menjulang diatas kepala, bagai menghantam jiwa menuju kegelapan tuk menebus malam yang akan kembali. Gerak mata liar mencari arah tuk kembali pada yang hakiki. Mencari finish dari sebuah cerita yang bernama hidup.
Dongengku, hidupku dan semua aturanku. Sudut pandang dunia pada hidup, seperti pengarang memandang karyanya. Ringan, tenang, tampa bobot. Duniaku seputar kacamataku, akankah aku melalui hidup hidup singkat ini dan menulis dongengku sendiri atau menolak dan berkata "tidak, terima kasih !", dan tokoh apalagi yang harus dieperankan untuk menyudahi semuanya?
Hanya malam yang mampu menjawabnya, saat bulan dan bintang menang menyingkirkan siang tuk beberapa saat. Dalam mimpi kurangkai dongengku, duniaku dan menciptakan tokoh yang kuinginkan. Dalam nyata kucoba merangkai cerita yang kumau dan kuterjebak dalam permainan ku sendiri.
Hidupku, duniaku, ceritaku, jalanku dan kuterjebak kembali didalamnya.
Tidak pernah kudapatkan ending untuk semua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar