23/01/13

Penantian...

Ku Tau jalinan itu belum putus, ku tau ikatan itu belum lepas, ku tau rasa itu belum hilang, ku tau kamu masih menanti. Jauh,,,, memang terasa jauh... egooo... semua terkalahkan oleh ego, terhapuskan oleh harga diri, terbenamkan oleh emosi. Saling mengetahui, saling menjaga harga diri, saling membenamkan rasa diatas segala emosi dan ego diri.
Dalam perjalanan hidupmu, terlintaskah mengetuk dan sekedar singgah tuh menyatakan kehadiran dalam rumah penuh duka itu? terlintaskah mencari empunya tanah tuk menyatakan duka apa yang menyelimuti peneduhmu ini?
Tempat itu masih terkunci, rapat dan tak akan terbuka untuk kesekian kalinya. Pagar berkarat, sumur yang kering hingga atap yang hampir roboh, sama sekali tidak dapat menguak rahasia apakah yang tersembunyi didalamnya.
Bau bangkai tercium dari luar, aura kematian terasa hingga luar jangkauan. Seperti apakah gerangan penghuni tempat menjijikan ini. Kenalkah engkau dengan empunya lubang hitam itu? Tau kah engkau rupa apa yang terlukis diwajahnya?
Cari kuncinya dan bongkarlah pintunya, keluarkan bangkainya dan terangi kesuraman auranya. Rawatlah tamannya, bersihkan perkarangannya, kuatkan pagarnya, nyalakan lampunya, hiasi rumahnya, terangi setiap ruangannya, penuhi kamar-kamarnya dengan ribuan cerita, beri lukisan pada setipa dindingnya, tutup dan kunci pintu sepantasnya, peliharalah penghuninya dan penuhi dengan cinta hidupnya. Penat ia menanti.

Cinta & Jiwa

Kemarin aku sendirian didunia ini. Kemarin aku menangis didunia ini. Kemarin aku kesepian didunia ini. Kemarin aku tertahan didunia ini. Kemarin aku terabaikan didunia ini. Kemarin aku tak terlihat didunia ini.
Kupatahkan hatiku, kuhancurkan tulang-tulangku, hingga cinta memanggilku dari balik tanah nan gelap dan dingin. Tak kurangkai hatiku, tak jadikan ia tempat berlabuh, tak kuingat dalam-dalam. Kubiarkan hingga maut menyatukanku dengan cinta.
Biarkan berserakan.... biarkan saja.... biar hancur termakan waktu..... hingga cinta datang membangkitkannya.... hingga cinta menyadarkannya.... hingga cinta mengawininya....
Lepaskan dalam-dalam.... jiwa pelarian dalam kehampaan. Relakan kawan... relakan jiwa menyatu dengan keabadian, relakan jiwa berkelana dalam dunia tampa batas.
Hiraukan cinta, biarlah luka membalut tanah menyelimuti tulang-tulangmu dengan kepalsuan. Dambakan gelap dan dingin hingga cinta menyatu dengan jiwa dalam pelarian. Tinggalkan lorong kehidupan, sambutlah keabadian dalam kehampaan. Tebuslah dosa dalam kehidupan. Nantilah cinta dalam penderitaan.

Tinta & Pena

Abstrak adalah kata, mewakili berjuta rasa dalam dada. Kata merupakan jeritan jiwa yang tertumpah melalui pena penuh darah bernama tinta. Pena menari lincah, meliuk-liuk bak balerina di atas kertas, melalui sepasang tangan gempalnya untaian kata cinta dan harapan mengalir indah. Huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat dan berjuta cerita tercipta oleh keajaiban pemikirannya. Lihat dan selami tarikan penanya, menggetarkan hati membuat air mata jatuh tumpah seiring debaran hati.
Jangan takut, karna tinta penanya tak akan pernah habis. Jangan muram, ceritanya tak akan pernah berhenti mengalir. Jangan lengah, setiap katanya mengisyaratkan perasaan terdalam. Lihat dan selamilah, baca dan rasakanlah.
Abstrak, kata, cerita dan berita. Membisu dalam kesatuan tinta dan pena, dalam kesaksian pena membisu membuat nyata dalam tinta. Sebuat ide gila menjadi nyata dalam keabstrakan, membuat fakta dalam berita, menjadi gaya dalam maya, membungkap dunia dalam tinta.
Abstrak, hasil perkawinan tinta dan pena. Melahirkan kekeliruan indah membalut luka bernanah penuh aroma cinta. Menjaga duka dalam nista, mencinta jagad pencari kata.

22/01/13

Perahu Hidupku

Aku meninggalkan kota yang hiruk pikuk untuk duduk dalam bayangan pohon terpencil jiwaku, ditengah ladang jauh dalam kehidupanku. Diamlah hatiku, hingga fajar datang menerangi gelap liang nuraniku, diamlah dan hadirilah ceritaku. Tipuan seorang sahabat pada sahabatnya, jeritan hati pada nuraninya. Kemarin benakku adalah pelabuhan kapal layarku. Ditengah ombak kepalsuan dan badai kemunafikan. Angin membawanya padaku dari daratan merah penguasa hati, mengaruhi masa lalu penuh debu dan kehampaan.
Dan, perahuku kosong kecuali oleh harapan dan kepercayaannya. Diwajah lautan aku berkata pada diriku sendiri "aku akan kembali pada tanah kelahiranku sendiri dan menuai bahagia tuk memenuhi perahuku."
Aku memenuhi perahuku dengan seluruh kebutuhannya. Disaat tugasku hampir selesai, ia mencabuti papan perahuku satu demi satu. Aku terombang ambing dalam kegetiran hidupku. Kumasuki dermaga dengan perahu setengah tenggelam dan kepercayaan serta harapan padanya yang terbawa ombak.
Aku ditipu lagi oleh mereka pendayung hidupku. Terdampar dalam kenistapaan dan kepasrahan.

15/01/13

Satu Kata

Aku menyayangimu......
Satu kata tak berarti tersimpan indah dihati. Membuat lupa diri sekedar empati atau harga diri, tidak berati namun terpatri indah dihati. Sepele, namun menghangatkan jiwa yang membeku, menemani sisi sepi penyendiri, penyemangat hati yang tlah mati.
Aku menyayangimu......
Terdengar dalam setiap kalimat, terucap dalam setiap gambaran, tertulis dalam seluruh cinta. Hangat namun menyakitkan, indah namun membelenggu. Bagai pelangi setelah badai, seperti musim gugur setelah musim dingin. 
Aku menyayangimu......
Sebuah mantra indah penyejuk jiwa, melayangkan hati hingga ke negeri impian. Namun petaka yang hadir jika si empunya 'sayang' dikhianati.

07/01/13

Kenanganku.. Papa...

Raut wajah itu mulai memudar di dalam ingatanku, senyuman itu mulai menghilang dari fikiranku, kenangan akan dirinya mengalir perlahan keluar dari hidupkku.
Akankah aku benar-benar melupakannya?
Apakah kenanganpun tak dapat menjadi abadi di hati?
Andaikata, kenangan dapat diurai melalui video dan audio....
Sakit,,sedih,,bersalah,,rindu,,,
Setiap mendengar cerita tentangnya, setiap melihat gambar dirinya, setiap mendengar namanya disebut. Bersalahkan aku setelah mengambil semua keputusan ini.
5 hari, waktu yang dibutuhkan untuk mencari sepasang baju anak kesayangan nya yang hilang. 40 hari, menahan rindu berjumpa dengan permata yang mengilang.
Hanya sesaat, hanya beberapa hari tuk berlibur, tahan rindu tuk sesaat saja. Namun takdir berkata lain, rindu ini harus kutahan selamanya. Perpisahan tampa kenangan, perpisahan tampa salam, perpisahan tampa pelukan, perpisahan tampa mengingat dirinya.
Bagaimana wajahnyanya, tampankah ia?
Bagaimana suaranya, berat atau serak kah?
Bagaimana tatapannya, lembut dan dalam kah?
Bagaimana pelukannya, hangatkah?
Seandainya ia ada, seperti apakah hari-hariku bersamanya? Seandainya ia ada, seperti apakah kami saat ini? Seandainya ia ada, bangga kah ia padaku?
Papa..... aku rindu tuk menatap wajahmu, mendengar suaramu dan mencium aroma badanmu saat terlelap dipangkuanmu.