Aku ingin dicintai layaknya samudra. Begitu luas indah tenang namun menyimpan berjuta misteri.
Aku tak ingin dicintai sepenuh hati, hingga kau akan menutup mata disaat aku salah melangkah tanpa pernah membenarkan arah. Seperti laut dalam yang akan menelanmu kedalam kegelapan.
Aku tak ingin dicintai dengan emosi, hingga kau mampu menyakiti tanpa mengerti. Layaknya angin badai menenggelamkan semua yang ada dipermukaan tanpa perduli apa yang terjadi dibawahnya.
Aku tak ingin dicintai dengan pertimbangan, karna aku bukan keadilan yang harus kau cari benar dan salah. Seperti ombak pasang yang kerap menyusupi tebing laut dan mengikisnya perlahan.
Cintai aku dengan bijak, setengah hati, separuh emosi dan pemikiran yang matang. Sehingga kau mampu berkata tidak dengan hati, menjawab tenang tanpa emosi dan mempertimbangkan akhir yang dinanti. Selayaknya samudra yang menampung segala rupa inti kehidupan, kehancuran, ketenangan hingga kematian.
23/11/17
SamudraKu
18/08/17
Satu Hati Dua Cinta
Dalam tawa ku bersandar, riangku menggemgam hangatmu. Berjalan bersamanya dalam nyaman menuju arahmu. Berceloteh menikmati waktu denganmu dalam dekapannya.
Benang merah yang mengikat setiap langkahku terasa ringan saat bersamamu dan menuntunku kearahnya.
Hingga tak sadar kupecah, dalam persimpangan. Ketika langkahmu semakin tegas dan dirinya pun menyentak sadar anganku.
Ku hancur dalam pilihan, ku inginkanya, ku dambakanmu. Kau mengisi kekosongan hatiku dan ia menyempurnakan kebahagianku.
Haruskah ku relakan inginku tuk menggapai takdirku atau, takdir yang kuingini.
Biarlah hingga waktu menentukan. Akankah...
Kujalani keinginan yang kuperjuangkan atau menerima yang kubutuhkan dengan kelapangan.
28/07/17
Kosong
Hilang... Perlahan semuanya menghilang. Kembali ke permukaan, menampakkan diri pada kenyataan.
Bagai gelas transparant, kekosongan terlihat jelas dikejauhan. Bimbang, tidak seimbang berjalan di kehidupan. Kehilangan penyangga, menyerahkan diri pada alam. Menggenggam erat sepotong harapan terakhir.
Hai kiri dan kanan, tetaplah sejalan tuk melaju di kebahagian. Menarik simpati dunia, meledakkan tawa dalam kengerian. Berbagi rasa pada sang petapa, menepikan sepi di kekosongan hati.
Terhentak rasa membangunkan diri, menatap sunyi hadir kembali. Biarlah ombak menghalus segala cerita yang tertulis dipasir sepanjang pantai mimpi. Terhenyak dalam nyata dia yang berkuasa.
Berharap cahaya datang kembali, menerangi hingga tampak percaya diri. Wahai harapan dunia, jiwa pengembara pengelana cinta. Menunggu uluran tanganmu tuk menggenggam jalanku lagi.
Selamat malam pengelana mimpi.
12/05/17
Rutinitasnya Tlah Kembali Normal
Memang seperti itu seharusnya, rutinitasnya sudah kembali normal. Ia kembali berjaya, memang seharusnya aku tak kembali. Ia kembali berkelana, memang seharusnya aku tak kemari.
Segala mengenai ceritanya, entah dapat dipercaya atau tidak, karna yang terlihat hanya disaat lemahnha, memang seharusnya aku tidak menampakkan diri.
Segala suka cerianya telah kembali, memang seharusnya aku tak disana. Waktu bersenang senangnya telah kembali normal, memang tak seharusnya aku membuka diri lagi.
14/04/17
Buih dan Malam
Tidak..
Tidak ada waktu tuk berjalan mundur, tidak ada kesempatan mengulang masa, tidak ada detik yang bergerak kebelakang dan tidak mungkin kenangan kembali ke pelupuk mata.
Tidak mungkin ada cahaya jika tak berharap gelap kan datang.
Bagai buih ombak di bulan baru. Keindahan mencekam yang menarikmu ke ketiadaan. Berupaya mencari permata langka dalam kesunyian, menepikan ego menyambut semua duka memeluk luka.
Tak terpatahkan pula tebing menahan kuatnya gelombang pasang. Menghantam penuh dendam bertubi tubi. Membuka semua luka di lubang lubang tepian karang.
Jawab waktu menanyai hari. Akankan mentari kan hadir kemari. Menenangkan segala keributan sepi, tuk mengusik sunyi.
Hanya Mungkinkah Ia...
Entahlah....
Mungkin ia malu jika orang orang tau bahwa..
ia mengenalku di dunia nyata..
ia mengenalku di dunia maya..
ia menyapaku..
ia menegurku..
ia jalan denganku..
ia berkomunikasi denganku..
ia pernah dekat denganku..
Mungkin.. Hanya kemungkinan besar ia malu..
Karna hanya kepadaku...
ia berlama lama menjawab pesanku..
ia berpura pura tidak melihatku..
ia berupaya mengabaikanku..
Dan hanya tanda dan pesanku yang dianggap angin lalu...
06/03/17
Hei I... Satu Kata Satu Rasa
Hey I.... Apa kabar... Kuharap kau selalu dalam keadaan baik....
Sapaan yang tak pernah sampai itu terus melayang layang diantara waktu. Entah akan mengarah kemana dan akan sampai dimana. Gundah yang terus menekan, berharap sapaan ringan mendekat namum terlampau takut tuk menggapai.
Hei I....
Angin silih berganti menghembuskan kabar baik dan buruk. Memainkan segala rasa dan menerbangkan semua pemikiran. Entah kapan tangan akan berani menjabat, entah dimasa kapan suara akan sampai terdengar dan entah di kehidupan mana kau dapat kurangkul lagi.
Hei I....
Waktu tlah melenyapkan semua penantian, masa untuk dikenang tlah berubah menjadi tanya.
Taukah kau... Tentang satu kata satu rasa?
Sebuah kata yang menguatkan, meyakinkan, menenangkan dan meruntuhkan. Membuat satu rasa yang tertinggal dalam hati.
Waktu tak akan membuatmu kembali, merangkai cerita bersama, bermain dalam sepi meruntuhkan benteng masing-masing diri.
Saling terikat dalam kata, menuai rasa dalam sunyi.
Hei I....
Satu kata tak berarti tersimpan indah dihati. Sebuah mantra kuat mengikatku padamu. Walau rintangan silih berganti, telah kuputuskan untuk selalu berdiri menjaga kau yang berarti. Hingga masa memecah segalanya. Merebut rasa yang telah terjaga.
Biarlah ia yang meneruskan ceritanya, mengakhiri segala kisah diantara kita.
15/01/17
Sebuah Nama
Bagi sebagian orang nama hanya tanda pengenal, bagi sebagian lagi merupakan penanda yang terdekat dan untuk sebagian lagi nama memiliki arti dan kehangatannya. Namun nama untukku telah menjadi ukiran kenangan yang kelak akan menghangatkan.
Nama bukan hanya tanda, bukan pula sebuah gelar maupun pembeda antar manusia. Nama merupakan sebuah harapan, impian dan tak jarang ungkapan rahasia hati.