13/05/14

Kembali Hampa

Bagai padang pasir merindukan oasis, bagai mentari ingin bersatu dengan bulan, bagai api mendambakan air, bagai gelap mencintai terang.
Rasa itu kembali, setelah berkelana dalam kehampaan, tersembul di permukaan, kembali dari persembunyian, terlahir kembali dalam cacat yang sama.
Ruang kosong itu kembali berdebu, hamparan kertas kosong, pena berserakan dimana-mana, bagai penyair bercerai dengan sang kata. semua terasa hambar, tawa mengering, air mata membeku, mulut terkatup rapat mengunci isi hati.
Nanar dalam pandangan hidup, sang bijak menyanyikan irama hidup, meniupkan pertanyaan ke penjuru jiwa. Alangkah indahnya saat hati mencintai mati.!

12/05/14

Senyuman

kemana perginya senyuman itu?
entah sejak kapan aku lupa untuk tersenyum, lupa untuk berbahagia, lupa untuk tertawa dan lupa untuk tidak mengingatmu.
hanya malam yang menenangkanku dan hanya malam yg mendamaikanku.
karna siang adalah realita dan aku kalah dalam nyata, perang kehidupan yang tiada akhir.
penguasa langit dan kehidupan mengirimkan semua bayangannya untuk mengikuti hidupku dalam ceritanya dan dalam skenarionya.
wahai hidup, hiduplah dalam hidup dan damailah dalam jiwa hingga hati tenang dalam sunyi dan terselimuti dalam ceritanya.

11/05/14

Malam Hidup

pelukis malam, pinjamkan aku pena mu, izinkan aku melihat rahasiamu. walau sejenak, gelapmu tenangkan jiwa pengelana hidup, tersandar lelah dalam mimpimu, terhambur harap dalam lelapmu, terbuai hati dengan sunyimu. dibawah rembulan aku bersembunyi, menipu bayangan hidup pada sang pengelana, bertabuh jerit jiwa sepi penghuni jagad, meneriakan perang pada sang bintang.