20/04/13

Malam

Riuh malam dalam renunganku terasa kelam. jauh didalam malam tersembunyi sebuah impian tuk bersatu dengan siang. ditengah pekatnya purnama tersimpan sesuatu yabg berharga bernama rindu. tersembunyi dari tatapan dunia terkubur dalam mimpi kehampaan tersebut satu nama. dia yang tak tersentuh.
Wahai pengendara angin, anak malam penantang gelap, jiwa kesepian penguasa kehampaan. hempaskan rasa dirimu pada dunia, lahirkan kesenangan petang pada siang, ceritakan pada pemilik hati harta yang terkubur disanubarimu.
Aku penjelajah malam, menantang siang tuk mengungkap rahasia pada senja. dan kalian anak siang yang menuntut ketenangan dari hening malam, mari mencari mengadu dan liluh lantakkan semua rasa. satukan mereka, bebaskan jiwa terpendam, lepaskan dendam.

14/04/13

Sebuah nama sebuah cerita sebuah peristiwa

sebuah nama sebuah cerita sebuah peristiwa. entah berawal dari masa lalu yang mana, semua berjalan begitu saja mengalir perlahan meninggalkan bekas mendalam, membuat bom waktu yang siap meledak kapan saja. hanya berbekal kekecewaan dan kesendirian, aku membawa bom waktu dalam setiap langkah hidupku dan menempatkannya disisi hatiku.
tik...tok...tik...tok...
detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari bulan dqn beranjak bertahun-tahun. hitungan mundur terus berjalan menunggu waktu yang tepat untuk meledak atau menynggu pemicu yang tepat tuk meledak.
bukan sebuah kesalahan mengenalmu dan bukan pula penyesalan yang harus kurasa. tampa sadar kau membawa hulu ledak untuk bom waktuku, tak bermaksud memicu perperangan bom waktu dalam hatiku meledak oleh pemicumu.
tak bermaksud melukai, namun menghancurkan hingga berkeping-keping, meninggalkan bekas yang tak kan pernah hilang.
tampa ada upaya menutup luka atau sekedar penghibur luka. mungkin tak kuasa menahan duka, pergi dan meninggalkan lubang menganga. karna luka entah kapan, karna hitungan mundur terus berjalan, tak seharusnya ku menuntum ganti rugi.
hancur, kosong, gelap dan hampa,,,, inikah ruang hatimu yang kutuntut. pada tempatnyakah aku menyalahkan atas semuanya, pantaskah aku meminta tuk kembali. sudikah menerima tuk memulai lagi.
dalam diam ku berdoa, dalam ratap ku memohon. namun didepanmu kuterpaku, diam tak bergerak menahan kekosongan yang bertuan, luka, duka, suka dan derita menjerit tampa malu keluar bersama amarah dan kerinduan. inikah kehampaan itu?