29/04/12

Malam Ini

Sepi terus terasa, bernyanyi dengan angin, berlari menembus batas, menggapai mimpi, membebaskan diri. Bergumul dengan hari melawan waktu, berpacu dengan hidup. Kutanya padanya, tak ada jawabnya, kutanya pada siang panas menjawab, kutanya pada malam, gelap dan sunyi mengahampiri. Padamkan api yang  ada dihati, hadapi dunia dengan harga diri. Sampaikan pada mereka tentang tegarnya kita, walau batu karang menghadang jalan bersama kita terjang. Rasa iri dan kesal mereka rasa, satukan kita. Raih hidup, selimuti jiwa, rebahkan hati dalam kedamaian persahabatan dan setan serta malam menjaga kita dari mereka.

28/04/12

Metamorfosis

Untuk sebagian orang, perubahan itu merupakan hal yang sulit dan terkadang hampir mustahil untuk dilakukan. sedikit mengorbankan hal yang telah lama kita punya dan menerima hal baru yang tak terlalu kita suka. kritikan pedas, kata-kata tak bermoral bahkan membuatmu jatuh hingga kedasar bumi akan mengikuti setiap perubahan itu. hanya bagaimana cara kita dapat bertahan dan melaluinya. sekuat apa pertahananmu terhadap serangan dunia dan sekuat apa hatimu terhadap cibiran dunia.
Ulat tidak akan selamanya menjadi ulat, ulat jelek dan menggelikan. namun suatu saat ia akan menjadi seekor kupu-kupu cantik yang menjadi perhatian setiap orang. namun dalam prosesnya, ulat akan menjadi kepompong yang dilupakan oleh semua makhluk.
Sabar dan hadapilah dalam perubahan apapun yang terjadi dalam hidup. dunia tidak akan membencimu namun akan menyanjungmu jika mereka melihat dengan mata hati.

18/04/12

WAJAHKU, DIRIMU !

Kutundukan wajahku saat melewatimu. Kupalingkan wajahku saat kau memanggil namaku. Malu, wajahku membuat aku merasa malu. Torehan tipis yang bersemayam dengan nyaman disana, membuatku merasa tak layak untuk dilihat.
Kuatkan dirimu, wajahku. Jeritan hati pembawa petaka tak terdengar oleh mereka. Langit menurunkan salju menutupiku dari pandanganmu. Daun berguguran seiring langkahku padamu.
Diamlah! Jangan teriyaki diriku. Jangan memanggil seolah-olah kau membutuhkanku. Jangan mengahampiri seolah-olah kau menginginkanku. Jangan tertawa karna itu hanya melukai hatiku. Jangan ucapkan sayang jika kau mendustainya. Jangan beri harapan jika kau mengecewainya.
Sebaris kalimat indah yang pernah kau bisikan ditelingaku. Tersimpan dalam memori dan terpatri di sisi sensitifku. Membuatku mempercayai dan meginginkanmu. Ribuan anak panah menyerbu dadaku, diikuti gelak tawa dan pandangan hina jiwa-jiwa pendosa.
Aku, wajahku dan dirimu, keajaiban alam dan kutukan kerangka jahanam. Hantu malam datang tak hiraukanku begitu saja. Dirimu berjalan ditengah kota, tampa memperdulikan kehadiranku. Nyatakah aku bagimu, hinakah aku untukmu, dustakah hatiku padamu, munafikkah jiwaku saat ini?
Anak darah mencari dan kembali pada induknya. Aku, wajahku kini datang padamu, kematian tercinta. Cintai dan peluklah aku dalam keabadian gelapmu. Rangkul dan milikilah aku dalam bayangan surammu. Kurunglah aku dalam cinta apimu. Aku milikmu seutuhnya kematian tercinta!

04/04/12

ANTARA KEBENARAN DAN KENYATAAN




Tenanglah, hatiku, dan rasakan kebenaran dunia, karna ia tidak akan mengatakannya padamu.
Sabarlah, hatiku, dan lihhatlah kenyataan dunia, karna ia tidak akan menunjukannya padamu.
Diamlah, hatiku, hentikan tangisanmu dan lihatlah mereka yang tidak menyadarimu. Hentikan ratapanmu hatiku, karna malam tidak akan mendengarmu dan mengabaikanmu.
Diamlah, hatiku, lihatlah sekelilingmu. Mereka yang tertidur didalam tanah, diam menanti kebenaran. Kerangka menari diatas jiwa kesepian menunjuk dan tertawa dengan hantu malam menanti keajaiban. Sedangkan anak-anak manusia tertawa dan mempermainkan kenyataan.
Lihatlah, hatiku, aku mengangkat kepala menantang dunia dan mereka. Kematian berlari ditengah-tengah kota. Pencabut nyawa tertawa bengis memandang rendah nyawa-nyawa kenyataan.
Berjalanlah, hatiku, tunjukan dan sebarkan berita yang kau peroleh dari kegelapan. Lepaskan derita kebaikan pada keburukan. Bunuhlah bayangan merah penuai bahaya. Hujamlah jantung cahaya dan hisaplah darah iblis kegelapan untuk member berita kematian pada nyawa-nyawa tak berdosa.
Kerangka berbaris diatas kuburan mereka menyanyikan lagu maaf pada jiwa. Sekelompok orang mengelilingi sebuah kubur, dimana aku dan hatiku bersemayam disana. Angin tertawa membawa hantu bahagia bersama doa dan harapan.
Tenanglah, hatiku, aku melihat mereka bercengkerama diatas luka yang disiram garam dan darah malaikat. Mereka menorehkan luka pada jiwa-jiwa sepi pengembara sunyi. Mencuri rindu dan mengurung cinta.
Lepaskan hasratmu hatiku. Aku menjerit dipuncak gunung, awan melepaskan tangis dan bumi bergoncang. Kenyataan akan hadir dalam api dan debu dalam perut bumi.
Kenyataan yang terbalut dalam wajah kemunafikan, kebenaran yang tersembunyi dalam kata-kata kebencian, pendusta yang menyanyikan nyanyian cinta, pengkhianat yang menebarkan kasih dan sayang.
Dengarlah, hatiku, dengan telinga cintamu. Sentuhlah, hatiku, dengan tangan kasihmu. Dekaplah, hatiku, dengan pelukan sayangmu. Milikilah, hatiku, dengan sayap-sayap jiwamu.
Nyanyikan lantunan dusta dengan irama kebenaran. Lukiskan kenyataan dengan tinta kepalsuan. Sebarkan cinta dengan bingkai kebencian. Lepaskan bahagia dalam sangkat derita.
Dunia, hatiku, aku memalingkan wajah dari kebenaran dan menyembunyikan diri dari kenyataan. Lari dari hidup dan kembali pada mati. Pencabut nyawa menyambut menunggu pagi mengangkat jiwa-jiwa sepi.
Namu, hatiku, aku mencintai dunia penuh kemunafikan dan kepalsuan. Hatiku, aku menginginkan dan mengharapkan mereka yang penuh dengan kebencian, kebohongan dan kemunafikan.