18/02/12

Berapa lama lagi ?

Sudah lama aku memanggilmu, namun kamu tak mendengarku !
Sering kali aku menjerit sendiri meneriakkan semua ini.
Tak tahu apa yang harus ku katakan. Tak tahu apa yang harus ku ungkapkan.
Tak tahu kepada siapa harus kucurahkan....
Semua terasa sama saja. Siapa lagi yang aku punya aku tak tahu.
Semua terasa sesak dan ingin ku hempas semua...
Takut... hanya rasa takut yang bersedia menemani dan bersemayam di dalam diriku...
Aku berteman dengan kesendirian dalam ke egoanku..

Hari-hariku

Tak dapat ku masuki, tak dapat ku ingkari. terjadi dan terus terjadi tampa henti.
Ingin ku berlari, ingin ku memaki, ingin ku akhiri, ingin ku mati.
Tak sanggup, tak mampu, tak ingin lagi, terulang dan terus terulang.
Rasa ini ingin ku akhiri, sepi ini ingin ku tepis, hingga akhir hari-hariku.
Bersabarlah jiwaku, bertahanlah hatiku.
Sebentar lagi, tak akan lama lagi, waktu kita sebentar lagi.

1..2..3..

1..2..3..
Aku..Kamu dan Dia...
Tidak akan pernah bersatu.
Menjadi bersama, hingga akhirnya hari kan kujalani semauku
Satu kata lukai dirimu, dua kata hancurkan dirinya, semua kata remukkan diriku
Aku, kamu dan dia akan tetap begini hingga akhir nanti
Saling serang dengan rindu dan sayang
Saling mengasihi dengan dendam dan benci
Saling jaga dengan amarah dan tenaga
Aku, kamu dan dia tidak akan pernah sejalan
Tetap berdiri di atas jurang kebersamaan
Melalui jalan penuh duri kerinduan
Saling menginginkan dengan mata pedang dengan luka hati yang menganga

08/02/12

GARIS HIDUP





Kau adalah garis kehidupan mu sendiri.garis start adalah awal langkahmu mengawali kehidupan. Papan rintangan adalah semua cobaan dan derita hidupmu. Kadang membuatmu jatuh tersungkur mendekati bumi, kadang membuatmu terluka hingga menderita mendekati tepian garis.
Tak jarang engkau mencoba melangkah keluar garis sebelum mencapai finish. Tak jarang pula kau melihat finish ada dihadapanmu dan menjauh saat itu juga. Tikungan adalah pilihan hidupmu. Yang kadang membuatmu salah jalur bahkan hingga harus mengulang dari titik tertentu.
Turunan adalah garis penyesalan di jalurmu. Yang selalu membuat engkau harus terguling dalam derita. Membuatmu mencurahkan seluruh kekuatan untuk berhenti agar tidah keluar jalur atau bahkan terguling hingga ke finish.
Tanjakan adalah cobaan jalur hidupmu. Engkau harus bertarung dengan panas dan lelah untuk terus maju dan mencoba bertahan agar tidak jatuh kebawah. Terkadang engkau menginginkan garis finish ada di ujung tanjakan.
Jalur mu penuh liku, kerikil, turunan, tanjakan dan terkadang terkurung dalam gelap. Hingga engkau harus merangkak menemukan cahaya dan pegangan agar terus dapat melangkah maju. Dengan tapak kaki penuh darah, dahi mengucurkan keringat dan nafas tak lagi dapat bertahan, engkau terus mencoba bertahan dalam genangan air mata.
Dan aku, hanyalah penonton yang hanya dapat berteriak, mengingatkan, menyemangati bahkan kadang memaki karna keinginan mu untuk keluar jalur.
Aku hanya dapat mengikuti di sisi jalur mu melalui jalurku. Kita mempunyai jalur masing-masing. Dan aku tak dapat memasuki jalurmu untuk sekedar menolongmu saat terjatuh atau memapahmu saat engkau lelah.
Aku dan jalurku, aku dan penderitaanku, aku dan penyesalanku. Begitupun dengan kamu.
Aku jalurku dan finish ku. Kamu jalurmu dan finish mu.
Jalur ku jalur mu, jalan ku jalan mu.
Kegilaanku hanyalah kegilaan ku.